Senin, 20 September 2010

Meneria diri sendiri part.3

Setiap orang yang bisa menjadi dirinya sendiri berarti dia bisa menerima diri sendiri. Di Amerika banyak kasus yang disebabkan orang tersebut tidak bisa menerima dirinya sehingga mencari penerimaan dari orang lain. Akibatnya, dia mencoba menjadi orang lain supaya bisa diterima di kalangan tertentu. Ada seorang yang mau berhubungan seks karena dia memang sedang mencari cinta dari seorang lelaki. Sebenarnya cinta yang dia inginkan adalah cinta dari ayahnya tetapi akhirnya dia justru selalu berpindah dari pelukan lelaki yang satu ke yang lain. Ada juga seseorang yang selalu memuntahkan makanan yang habis dimakannya supaya tetap tampil langsing.
           
Terkadang saya tidak bisa memahami mengapa orang tersebut mau melakukan yang tidak benar hanya supaya bisa diterima oleh orang lain. Biasanya mereka mempunyai masalah dengan masa lalu. Ada yang pernah dianiaya, ada yang ditinggalkan orang tuanya atau mungkin sakit hati karena perkataan orang tua mereka. Mereka menjadi orang yang tidak bisa menerima diri mereka sendiri dan akhirnya berusaha menjadi orang lain.
           
Kunci menerima diri sendiri adalah mengampuni. Apakah orang tersebut bisa mengampuni dirinya? Atau mengampuni orang-orang yang bersalah kepadanya? Kebanyakan orang yang mendapatkan perlakukan buruk di masa lalunya akan memperlakukan buruk orang lain. Dia akan sangat benci terhadap orang yang mengingatkannya akan masa lalunya. Lebih parahnya lagi dia mencoba jadi orang lain dan akhirnya mengingkari dirinya sendiri.
           
Saya masih ingat sikap teman saya yang sangat tidak baik terhadap setiap pria. Dia suka menghantam atau memukul lalu memaki-maki kekasihnya. Sekarang ketika dia sudah menikah, saya masih mendengar makian untuk suaminya. Dia tidak bisa bersikap manis kepada pria padahal dulu waktu masih sekolah saya dengar dia sangat manis. Sekarang dia banyak berubah, bahkan tidak menjadi dirinya sendiri. Saya tidak pecaya kalau ada orang yang diciptakan untuk membenci orang lain. Jadi bagi saya, menjadi diri sendiri, salah satunya adalah mengasihi orang di sekitar kita.
           
Kita bisa mengasihi orang lain kalau kita bisa mengasihi diri kita sendiri dan ktia tidak pernah bisa mengasihi kalau kita tidak mampu mengampuni. Oleh karena itu, jika Anda ingin menjadi diri sendiri, terlebih dahulu ampunilah orang-orang di sekitar Anda termasuk Anda sendiri.
           
Menerima diri sendiri juga berarti menyadari kelemahan dan kelebihan dirinya. Terimalah kelemahan yang memang tidak lagi bisa diubah dan perbaikilah yang bisa diubah. Tidak perlu disembunyikan lalu mengasihani diri sendiri. Teman saya pendengaran sebelah kanannya terganggu. Siapa tahu kalau telinganya terganggu? Tetapi dia tidak menyembunyikannya. Dia berkata terus terang.
           
Saya juga teringat tentang seorang yang cacat, tidak mempunyai tangan dan kaki. Tetapi dia justru menjadi pembicara terkenal. Baru-baru ini dia datang ke Bandung untuk memberikan semangat buat mereka yang mempunyai kelemahan. Orang tersebut, Nick, menerima keadaannya, kecacatannya. Tetapi tidak berhenti di situ, dia tetap berusaha menjadi dirinya sendiri. Dia tidak iri ketika orang menulis memakai tangan, dia bisa menulis memakai bahu dan kepalanya. Bahkan kelemahan dia justru menjadi kelebihan dia. Dia tidak merengek-rengek di kamar menyesali keadaannya tetapi mengubah kelemahannya menjadi kelebihannya.Memang menerima diri sendiri berarti menyadari kelemahannya, hanya saja tetap berusaha untuk melakukan yang terbaik dengan kelemahan yang ada. Tidak perlu mengurung diri di kamar atau turun ke jalan untuk mengemis. Tetap pandang ke depan, tanpa malu melangkah karena masa depan itu sungguh ada. Menerima diri sendiri bukan berarti menyerah melainkan mencari cara lain untuk menggapai cita-cita. 

oleh: Suryapusoro | November 2, 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Tentang kehidupan, ambilah setiap kesempatan dan pikullah tanggung jawabnya. Jangan hanya mau indahnya saja, tapi terimalah pula kepedihan di dalam sana. Terima setiap pilihanmu dalam suatu paket baik buruknya. Itulah hidup yg bagi kita adalah berani menerima tantangan, dan berani mempertanggung jawabkan. Sebuah pilihan pasti sarat dg cobaan. Jangan kau pandang sebagai sebuah masalah, tp camkan sebagai sebuah ujian hingga kau tertantang mengurai dan mendapatkan jawabannya. Memilih belum tentu benar, tapi benar didapat dr memilih. Jadi apapun itu, jika kamu menetapkan untuk tidak memilih, pd dasarnya tetaplah memilih. Carilah, pilihlah, putuskanlah.